Bhima Yudhistira: Waspadai Ekonomi Global, Saatnya Alihkan Belanja Konsumtif ke Investasi
Jakarta – Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terus membayangi, masyarakat Indonesia diimbau untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan, terutama menghindari pengeluaran konsumtif. Hal ini ditegaskan oleh Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios).
"Alihkan fokus dari belanja berlebihan ke peluang investasi. Ini momentum yang strategis untuk memperkuat portofolio keuangan," ujar Bhima, Rabu (9/4).
Menurutnya, kondisi pasar saat ini justru memberikan peluang emas, terutama pada aset-aset yang sedang terkoreksi harga, seperti saham Antam atau sektor properti. Ia menilai momen ini cocok untuk melakukan akumulasi aset jangka panjang.
"Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan pembelian," tegas Bhima.
🌐 Tekanan Global: Tarif Impor AS dan Dampaknya bagi RI
Bhima juga menyoroti tekanan eksternal yang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi nasional, terutama kebijakan tarif impor baru dari Amerika Serikat sebesar 32 persen terhadap Indonesia. Kebijakan ini disebutnya dapat menekan volume ekspor dan mempersempit ruang gerak pelaku usaha dalam negeri.
"Dampaknya bukan hanya ke AS, tetapi ke negara lain yang menjadi mitra dagang. Ini efek domino yang harus diwaspadai," paparnya.
Bhima memperkirakan bahwa pencarian kerja akan meningkat sebagai akibat dari tekanan ekonomi global. Hal ini menuntut peran aktif pemerintah dalam menjaga daya saing industri dan menciptakan lapangan kerja.
💡 Solusi: Akses Kredit dan Fasilitas Tepat Sasaran
Untuk menanggulangi dampak tersebut, Bhima mendorong pemerintah agar memperkuat peran dalam memfasilitasi pelaku usaha, terutama melalui akses kredit yang lebih inklusif dan bunga yang kompetitif.
"Banyak negara lain masih punya potensi. Tapi pemerintah harus hadir dengan kebijakan yang tepat sasaran," katanya.
Ia menegaskan bahwa kondisi ini belum tentu membawa kehancuran, tapi jelas menjadi peringatan serius untuk melakukan diversifikasi ekonomi dan reformasi industri lokal.
"Saya yakin dunia belum berakhir. Tapi, efek dari kebijakan Amerika sangat terasa. Kita harus bergerak cepat."
🔎 Catatan Redaksi: Apa yang Bisa Dilakukan Masyarakat?
Di tengah situasi seperti ini, ada beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan:
Hindari pengeluaran tidak penting, terutama saat menjelang masa liburan.
Cari peluang investasi di sektor yang terdiskon, namun tetap aman secara fundamental.
Pantau kebijakan ekonomi terbaru dan cari informasi dari sumber kredibel.
Pertimbangkan investasi jangka panjang seperti properti atau logam mulia.
Tingkatkan keterampilan untuk mengantisipasi persaingan kerja yang makin ketat.
"Alihkan fokus dari belanja berlebihan ke peluang investasi. Ini momentum yang strategis untuk memperkuat portofolio keuangan," ujar Bhima, Rabu (9/4).
Menurutnya, kondisi pasar saat ini justru memberikan peluang emas, terutama pada aset-aset yang sedang terkoreksi harga, seperti saham Antam atau sektor properti. Ia menilai momen ini cocok untuk melakukan akumulasi aset jangka panjang.
"Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan pembelian," tegas Bhima.
🌐 Tekanan Global: Tarif Impor AS dan Dampaknya bagi RI
Bhima juga menyoroti tekanan eksternal yang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi nasional, terutama kebijakan tarif impor baru dari Amerika Serikat sebesar 32 persen terhadap Indonesia. Kebijakan ini disebutnya dapat menekan volume ekspor dan mempersempit ruang gerak pelaku usaha dalam negeri.
"Dampaknya bukan hanya ke AS, tetapi ke negara lain yang menjadi mitra dagang. Ini efek domino yang harus diwaspadai," paparnya.
Bhima memperkirakan bahwa pencarian kerja akan meningkat sebagai akibat dari tekanan ekonomi global. Hal ini menuntut peran aktif pemerintah dalam menjaga daya saing industri dan menciptakan lapangan kerja.
💡 Solusi: Akses Kredit dan Fasilitas Tepat Sasaran
Untuk menanggulangi dampak tersebut, Bhima mendorong pemerintah agar memperkuat peran dalam memfasilitasi pelaku usaha, terutama melalui akses kredit yang lebih inklusif dan bunga yang kompetitif.
"Banyak negara lain masih punya potensi. Tapi pemerintah harus hadir dengan kebijakan yang tepat sasaran," katanya.
Ia menegaskan bahwa kondisi ini belum tentu membawa kehancuran, tapi jelas menjadi peringatan serius untuk melakukan diversifikasi ekonomi dan reformasi industri lokal.
"Saya yakin dunia belum berakhir. Tapi, efek dari kebijakan Amerika sangat terasa. Kita harus bergerak cepat."
🔎 Catatan Redaksi: Apa yang Bisa Dilakukan Masyarakat?
Di tengah situasi seperti ini, ada beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan:
Hindari pengeluaran tidak penting, terutama saat menjelang masa liburan.
Cari peluang investasi di sektor yang terdiskon, namun tetap aman secara fundamental.
Pantau kebijakan ekonomi terbaru dan cari informasi dari sumber kredibel.
Pertimbangkan investasi jangka panjang seperti properti atau logam mulia.
Tingkatkan keterampilan untuk mengantisipasi persaingan kerja yang makin ketat.
Post a Comment